MATERI KELAS 7 IPS,
*SKETSA DAN PETA WILAYAH*
Di
tempat-tempat wisata, sering kita lihat wisatawan asing yang masih muda
menikmati keindahan alam dan peninggalan budaya nenek moyang kita. Di
antara mereka ada yang tidak dikawal oleh orang tuanya atau saudaranya,
tetapi hanya bersama dengan teman- temannya. Mereka tidak takut tersesat
dan menjelajah dari kota satu ke kota lainnya di Indonesia. Bekal apa
yang mereka bawa? Salah satu di antara bekal yang dipersiapkan adalah peta. Salah
satu di antara bekal yang dipersiapkan adalah peta. Pada bab ini akan
dibahas tentang peta mental, sketsa dan membuat peta lingkungan.
A. PETA MENTAL.
Ketika
kamu menggambar “peta desa” menurut imajinasimu, gambar peta desa itu
tentu kamu bayangkan lebih dahulu di dalam otak. Bayangan “peta desa”
beserta letak rumah, balai desa, jalan-jalan, lapangan sepak bola dan
lain-lain yang masih di dalam otak disebut peta mental.
Obyek
yang terbayang pada peta mental hanya obyek yang penting-penting saja.
Andaikan di sekitar lapangan sepak bola ada kambing, sapi, atau
anak-anak yang sedang bermain, tentu tidak tergambar pada peta mental.
Dengan kata lain obyek yang tergambar dalam peta mental adalah obyek
yang penting dan dipilih sesuai kebutuhan. Peta mental akan mudah
dijelaskan kepada orang lain bila diwujudkan dalam bentuk gambar nyata,
yang berupa sketsa.
Namun
sketsa bukanlah peta. Apabila obyek yang digambar dalam sketsa
diletakkan pada posisi keruangan seperti kenampakan aslinya dengan
menggunakan skala, barulah disebut peta Peta merupakan gambaran
kenampakan muka bumi yang diperkecil pada bidang datar dengan
menggunakan skala.
B. SKETSA
Seperti
dikemukakan di atas bawa peta mental akan mudah dijelaskan kepada orang
lain bila diwujudkan dalam bentuk gambar nyata, yang berupa sketsa. Sketsa
juga dapat dibuat berdasarkan obyek nyata yang terdapat di muka bumi,
seperti sketsa kenampakan bentang alam, sketsa route perjalanan siswa
dari rumah hingga sekolah, sketsa tentang lokasi gedung pertemuan,
pernikahan, dan lain-lain. Sketsa bukanlah peta.
Sketsa
bukanlah peta. Apabila obyek yang digambar dalam sketsa diletakkan pada
posisi keruangan seperti kenampakan aslinya dengan menggunakan skala,
maka sketsa tersebut sudah dapat dikatakan sebagai peta. Seringkali
gambar pada sketsa kecuali mengabaikan skala , seringkali juga
mengabaikan bentuk dan ukuran dari kenampakan aslinya. Apabila bentuknya
sudah mirip dengan kenampakan aslinya, sketsa tersebut sudah dianggap
benar. Dalam kegiatan tertentu, sketsa justru lebih mudah dipahami orang
dari pada peta atau citra.
C. SKALA PETA DAN PENGGUNAANNYA
Skala Angka
Seperti
telah diungkapkan di muka bahwa peta merupakan gambaran obyek atau
kenampakan muka bumi yang diperkecil dari kenyataan sebenarnya dengan
menggunakan skala. Apabila Pulau Kalimantan digambar sesuai dengan
kenyataan aslinya maka dibutuhkan kertas seluas Pulau Kalimantan. Bila
seluruh kenampakan muka bumi digambar sama besar dengan kenyataan
sebenarnya maka akan dibutuhkan kertas yang luasnya sama dengan luas
muka bumi. Berapa ton kertas yang digunakan? Oleh karena itu harus
dicari cara yang mudah dan murah, agar menggambar peta muka bumi tidak
boros dan menghabiskan kertas. Bagaimana caranya? Perhatikan cara
berikut ini.
Peta
yang baik terdiri atas dua bagian yang sangat penting, yaitu: muka peta
dan informasi tepi peta. Muka peta merupakan cakupan wilayah yang
digambar dalam peta. Sedangkan judul peta dan legenda termasuk informasi
tepi.
Langkah awal dalam pembuatan peta tematik adalah menentukan komposisi peta. Ada tiga model komposisi peta tematik, yaitu:
a) Komposisi peta dalam bingkai.
b) Komposisi berjajar dalam bingkai.
c) Komposisi bersusun dalam bingkai.
Legenda
adalah keterangan peta. Legenda berbeda dengan simbol peta.
Perbedaannya adalah: simbol letaknya di dalam muka peta, dan gunanya
untuk menggambarkan unsur atau obyek muka bumi. Sedangkan legenda,
letaknya di luar muka peta dan gunanya memberi keterangan tentang arti
simbol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar