Senin, 19 Juni 2017

Berkaca dalam air

Heningnya malam,
Air hujan membasahi alam...
Menakjubkan sungguh kuasa tuhan,
Dalam sekejap membuat diri menangis...

#R_P

Selasa, 13 Oktober 2015

Semoga bermanfaat

Sebuah keluarga miskin yang hidup menderita ditengah
masyarakat. Yang di tinggal oleh seorang suami karena
telah meninggal dunia. Meninggalkan dua orang anak laki-
laki.
Pada pagi hari, ibu bangun dari tidur. Memasak untuk
sarapan pada waktu itu. Saat akan sarapan ada satu
anak dari keluarga itu yang tidak mau makan makanan
yang telah disiapkan. Dan anak pun berkata, “Makanan
apaan ini, tiap hari selalu lauknya ini-ini terus”. Dan
pergi meninggalkan rumah. Perasaan ibu sangat sakit
saat anak tersebut berani berbicara di depanya.
Anak yang meninggalkan rumah itu, diluar Cuma
bersenang-senang dengan temanya. Sedangkan anak yang
satunya berbakti kepada ibunya.
Di dalam rumah ibu berkata, “Nak, kamu jangan
mencontoh perilaku kakakmu. Seperti itu telah membuat
hati ibu sakit”. Anak menjawab, “Ya ibu, aku akan
berbakti kepada ibu”. Anak yang berbakti itu membatu
ibunya untuk bekerja demi makan.
Hari pun telah berganti malam, dan anak yang pergi
meninggalkan rumah tak pulang-pulang. Ibu menanyakan
kepada tetangga, “Tadi lihat anak saya yang nomor satu
tidak?. Tetangganya berkata, “Tidak bu, coba tanya
kepada yang lainya”. Dan sang ibu pun terus bertanya
ketetangga yang lain, namun jawabanya tetap sama.
Dalam batinya, “Ya tuhan, mudah-mdahan tidak terjadi
apa-apa terhadap anaku”. Walau hari telah malam, ia
tetap mencarinya.
Pada suatu ketika, ia melihat banya orang yang
berkumpul di pinggir jalan. Lantas ia pun mendekati ke
kerumunan tersebut dan menanyakan kepada salah satu
orang, “Ini ada apa?”. “Ada kecelakaan ibu” jawab orang
itu. Dan ibu terus mendekat, membuka kain yang
menyelimuti tubuh seseorang. Saat di buka, dengan
terkejutnya ibu tersebut tidak menyangka bahwa yang
dilihat adalah anaknya sendiri. Ia pun menangis, karena
telah di tinggalkan salah satu keluarganya lagi setelah di
tinggalkan suaminya.
Pada waktu itu, anak itu terus di bawa pulang dan
segera di makamkan.

By. Rudhie Panggabean

Asal asal

Dear...
"Benar juga... Ternyata ungkapan penyesalan selalu datang di akhir...
Menyesal itulah yg selalu orang rasakan setelah melakukan hal yg salah... Mungkin ada yg sebagian punya prinsip "saya tidak pernah menyesal dengan setiap keputusan yg saya buat"
Saya hanya bisa menghela nafas dengan lembut... Hehe
Memang, menyesal itu hanya membuat pribadi kita itu sulot untuk melangkah... Untuk bangkit... Bahkan sulit untuk memaafkan diri sendiri.
Jika kalian pernah mengalaminya, kurangilah prasaan menyesal... Menyesalah jika kalian berbuat salah, jika kalian berdosa... Jika kaloan durhaka...

Sekian dan terima kasih...
By. Rudhie Panggabean

Dear diary...

Dear Memo...
"Selalu dan setiap saat... Argumen itu terdengar di telinga saya... Dimana pun dan kapan pun... Saya sempat berfikir apakah hanya itu argumen yg selalu di peradukan??? Dan haruskah?? Saya memaklumi untuk hal yg satu ini...
Dear, pernahkah kalian berkata dalam hati jika hidup orang lain lebih " enak" di bandingkan dengan kehidupan sendiri?? Pasti pernah...
Saya heran... Kenapa manusia selalu melihat hasilnya... Tanpa melihat prosesnya... Seseorang akan hidup enak itu karena bermula dari proses... Proses yg berawal dari "nol"...
Ibaratk kata kita menanam pohon buah, kita tidak mungkin kan menanam pohon langsung keluar buahnya?? Itu tidak mungkin terjadi gaes...
Sebelum keluar buah, pohon tersebut juga akan berkembang... Hingga saatnya tiba untuk berbuah... Dari proses tumbuh menguatkan akar, tumbuh daun baru, ranting yg kokoh, kemudian baru pucuk calon bunga kelihatan,, setelah bunga mekar, lalu gugur berganti menjadi tumbuh buah lada ranting-rantingnya...
Itu ibarat proses hidup yg kita jalani...
Kalian bisa memahami... Dan satu lagi, jika ingin sukses, jangan pernah kalian durhaka kepada orang tua... Saya berani jamin!!!
Ridho illahi itu dari ridho kedua orang tua juga...

Sekian dari saya... Apabila ada kata² saya yang kurang berkenan, harap maklu....

By. Rudhie Panggabean 👨

Kamis, 27 Agustus 2015

Pengertian dasar akuntansi

Akuntansi Dasar

Akuntansi adalah suatu proses mencatat,
mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan
menyajikan data, transaksi serta kejadian yang
berhubungan dengan keuangan sehingga dapat
digunakan oleh orang yang menggunakannya
dengan mudah dimengerti untuk pengambilan
suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting
yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa
indonesia adalah menghitung atau
mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan
di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh
dunia untuk mengambil keputusan sehingga
disebut sebagai bahasa bisnis.

B. Fungsi Akuntansi

Fungsi utama akuntansi adalah sebagai
informasi keuangan suatu organisasi. Dari
laporan akuntansi kita bisa melihat posisi
keuangan sutu organisasi beserta perubahan
yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat
secara kualitatif dengan satuan ukuran uang.
Informasi mengenai keuangan sangat
dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer /
manajemen untuk membantu membuat
keputusan suatu organisasi.

C. Laporan Dasar Akuntansi

Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat
output laporan rugi laba, laporan perubahan
modal, dan laporan neraca pada suatu
perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu
laporan akuntansi harus mencantumkan nama
perusahaan, nama laporan, dan tanggal
penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut
untuk memudahkan orang lain memahaminya.
Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga
yang bersifat suatu waktu tertentu saja.
Pihak Yang Menggunakan dan Membutuhkan
Informasi / Laporan Akuntansi – Belajar Ilmu
Akutansi / Accounting

1. Pihak Internal
Pihak internal adalah pihak yang berada dalam
struktur organisasi. Manajemen adalah pihak
yang paling membutuhkan laporan akuntansi
yang tepat dan akurat untuk mengambil
keputusan yang baik dan benar. Contohnya
seperti manajer yang melihat posisi keuangan
perusahaan untuk memutuskan apakah akan
membeli gedung untuk kanntor cabang baru
atau tidak.

2. Pihak Eksteral / External
a. Investor
Investor membutuhkan informasi keuangan
perusahaan untuk menentukan apakah akan
menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam
prediksi investor akan memberikan keuntungan
yang baik, maka investor akan menyetorkan
modal ke perusahaan, dan begitu juga
sebaliknya.

b. Pemegang saham / pemilik perusahaan
Para pemilik perusahaan yang mempunyai
bagian saham perusahaan membutuhkan
informasi keuangan perusahaan untuk dapat
mengetahui sejauh mana kemajuan atau
kemunduran yang dialami perusahaan.
Pemegang saham akan mendapatkan
keuntungan dari dividen yang akan semakin
besar jika perusahaan untung besar.

c. Pemerintah
Besarnya pajak yang harus dibayarkan
perusahaan atau organisasi kepada pemerintah
sebagaian besar berdasarkan atas informasi
pada laporan keuangan perusahaan.
d. Kreditur
Jika perusahaan sedang terdesak dan
membutuhkan dana segar perusahaan mungkin
akan meminjam uang pada kreditor seperti
meminjam uang di bank, berhutang barang pada
supplyer / pemasok. Kreditur akan memberikan
dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan
yang baik dan tidak akan memiliki potensi yang
besar untuk merugi.

e. Pihak Lainnya
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar
perusahaan perusahaan yang mungkin saja akan
menggunakan laporan / informasi akuntansi
suatu organisasi seperti para karyawan, serikat
pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar /
mahasiswa, wartawan, dan banyak lagi lainnya.
Macam dan Jenis Perkiraan atau Akun dalam
Akuntansi : Harta / Aset / Aktiva, Kewajiban /
Hutang / Pasiva dan Modal – Akutansi

A. Harta / Aset / Aktiva
Harta adalah benda baik yang memiliki wujud
maupun yang semu yang dimiliki oleh
perusahaan. Klaim atas harta yang tidak
berwujud disebut ekuitas / equities yang dapat
mendatangkan manfaat di masa depan.

1. Harta Lancar / Aktiva Lancar / Current Assets
Harta lancar adalah harta yang berbentuk uang
tunai maupun aktiva lainnya yang dapat
ditukarkan dengan uang tunai dalam jangka satu
tahun.
Contoh : piutang dagang, biaya atau beban
dibayar di muka, surat berharga, kas, emas
batangan, persediaan barang dagang,
pendapatan yang akan diterima, dan lain
sebagainya.

2. Harta Investasi / Aktiva Ivestasi / Investment
Assets
Harta Investasi adalah harta yang diinvestasikan
pada produk-produk investasi untuk
mendapatkan keuntungan.
Contoh : Reksadana, saham, obligasi, dan lain-
lain.

3. Harta Tak Berwujud / Intangible Assets
Aset tak berwujud adalah harta yang tidak
memiliki bentuk tetapi sah dimiliki perusahaan
dan dapat menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan.
Contoh : Merk dagang, hak paten, hak cipta, hak
pengusahaan hutan / hph, franchise, goodwill,
dan lain sebagainya.

4. Harta Tetap / Aktiva Tetap / Fixed Assets
Harta tetap adalah harta yang menunjang
kegiatan operasional perusahaan yang sifatnya
permanen kepemilikannya.
Contoh : Gedung, mobil, mesin, peralatan dan
perlengapan kantor, dan lain-lain.

5. Harta Lainnya / Other Assets
Harta lain adalah perkiraan atau akun yang tidak
dapat dikategorikan pada harta atau aset di atas
baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi,
aset tak berwujud dan aset lancar.
Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang
masih dalam proses kepengurusan yang sah,
dan lain-lain.

B. Kewajiban / Hutang / Pasiva / Liabilities
Hutang adalah kewajiban perusahaan pada pihak
ketiga untuk melakukan sesuatu yang pada
umumnya dalah pembayaran uang, penyerahan
barang maupun jasa pada waktu-waktu tertentu.
iklan internet murah efektif berkualitas indonesia

1. Hutang Lancar / Kewajiban Lancar / Current
Liabilities
Hutang lancar adalah kewajiban yang harus
dilunasi dalam tempo satu tahun.
Contoh : hutang dagang, beban yang harus
dibayar, hutang dagang, hutang pajak,
pendapatan diterima di muka, dan lain
sebagainya.

2. Hutang Jangka Panjang / Long-Term
Liabilities
Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang
harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari
setahun.
Contoh : Hutang hipotek, hutang obligasi yang
jatuh tempo lebih dari setahun, hutang pinjaman
jangka panjang, dan lain sebagainya.

3. Hutang lain-lain / Other Payable
Perkiraan atau akun ini digunakan untuk
mencatat hutang lain yang tidak termasuk pada
hutang lancar dan hutang jangka panjang.
Contoh : uang jaminan, hutang pada pemegang
saham, dan lain sebagainya.

C. Modal / Capital
Modal adalah hak milik atas kekayaan dan harta
perusahaan yang berbentuk hutang tak terbatas
suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga
jangka waktu yang tidak terbatas. Rumus modal
adalah harta atau aset dikurangi dengan
kewajiban atau hutang.
Contoh Modal : modal disetor, prive, modal
komanditer, laba ditahan, agio saham, saham
preferen & biasa, simpanan-simpanan, sisa hasil
usaha atau shu, dan lain sebagainya.
Tambahan :
- Rumus Aktiva —> Aktiva = Kewajiban + Modal
Proses Akuntansi Dasar – Klarifikasi,
Pencatatan, Merangkum, Interpretasi Dan
Pelaporan – Pengetahuan Dasar Akutansi
Akutansi memiliki proses yang terdiri dari
tahapan-tahapan untuk dapat menghasilkan
laporan yang diinginkan dan dilakukan oleh
akuntan.

1. Proses Mengklarifikasi Transaksi
Tahap yang awal ini adalah di mana dilakukan
suatu pembagian transaksi suatu organisasi
atau perusahaan ke dalam jenis-jenis tertentu
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Contoh seperti membagi transaksi yang masuk
ke dalam penjualan, pembelian, pengeluaran
kas, penerimaan kas dan lain sebagainya ke
dalam masing-masing bagian. Sedangkan untuk
transaksi yang jumlahnya kecil dan jarang terjadi
bisa sama-sama dimasukkan ke dalam jenis
kategori yang sama yaitu transaksi rupa-rupa.

2. Proses Mencatat Dan Merangkum
Setelah melakukan pengklarifikasian data
selanjutnya adalah melakukan pencatatan.
Masukkan transaksi yang ada ke dalam jurnal
yang tepat sesuai urutan transaksi terjadi atau
kejadiannya. sumber-sumber yang dapat
dijadikan bukti adanya transaksi yaitu seperti
kertas-kertas bisnis semacam bon, bill, nota,
struk, sertifikat, dan lain sebagainya.
Jurnal yang umumnya ada pada jurnal akuntasi
yaitu seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian,
jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas
dan jurnal umum.
Setelah transaksi dimasukkan ke dalam jurnal-
jurnal yang ada, maka selanjutnya adalah
memasukkan jurnal ke dalam buku besar secara
berkala. Hasil pemindahan ke dalam buku besar
tersebut akan terlihat dari rangkuman neraca
percobaan.

3. Proses Menginterpretasikan Dan Melaporkan
Setelah kedua proses di atas dijalankan, maka
proses yang terakhir adalah melakukan
pembuatan kesimpulan dari kegiatan atau
pekerjaan laporan keuangan sebelumnya. Segala
hal yang berhubungan dengan keuangan
perusahaan diungkapkan pada laporan keuangan
tersebut.
Dari informasi laporan keuangan baik dalam
bentuk laporan rugi laba, laporan modal dan
neraca seseorang dapat mengetahui apa yang
terjadi pada suatu perusahaan, apakah sudah
sesuai dengan tujuan perusahaan dan informasi
tersebut dapat menjadi acuan atau pedoman
bagi manajemen untuk mengambil keputusan
kebijakan pada organisasi perusahaan demi
mencapai kondisi yang diinginkan.
Memahami Persamaan Akuntansi (Contoh
Kasus Sederhana Sehari-Hari)
Dalam belajar akuntansi sangat penting untuk
mengetahui persamaan akuntansi, persamaan
akuntansi ini sangat berguna dalam penyusunan
laporan keuangan.
Dengan menggunakan transaksi sehari-hari dan
sederhana sebagaimana yang diuraikan dalam
Belajar Akuntansi Debet dan Kredit, maka kita
dapat mempelajari bagaimana caranya mencatat
transaksi pada sisi debet dan sisi kredit.
Berdasarkan yang telah dipelajari dalam catatan
Belajar Akuntansi Debet dan Kredit maka dapat
kita bentuk persamaan akuntansinya dengan
cara sebagai berikut :

1. Lihatlah posisi positif pada masing-masing
unsur akuntansi sebagaimana yang telah
dibahas dalam Belajar Akuntansi Debet dan
Kredit, yaitu:
- Aset bertambah berada pada posisi debet
- Kewajiban bertambah berada pada posisi kredit
- Ekuitas/Modal bertambah berada pada posisi
kredit
- Pendapatan bertambah berada pada posisi
kredit
- Biaya/Beban bertambah berada pada posisi
debet

2. Dengan melihat tanda positifnya maka dapat
kita bentuk persamaan akuntansinya, yaitu
unsur akuntansi sisi debet sama dengan unsur
akuntansi sisi kredit, dengan persamaan sebagai
berikut:
ASET + BIAYA = KEWAJIBAN + MODAL +
PENDAPATAN

3. Dalam akuntansi; Aset, Kewajiban dan Modal
merupakan komponen Neraca, sedangkan
Pendapatan dan Biaya merupakan kelompok
Laba (Rugi), atas hal tersebut, maka persamaan
akuntansi dapat disederhanakan menjadi
- Kelompok Neraca, dengan persamaan
akuntansi sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + MODAL
Dalam persamaan ini dapat disimpulkan bahwa
aset yang kita miliki didapat dari pinjaman dan
atau dari modal
- Kelompok Laba (Rugi) dengan persamaan
akuntansi sebagai berikut:
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA
Dalam persamaan ini dapat disimpulkan bahwa
apabila Pendapatan lebih besar dari Biaya, maka
selisihnya diakui sebagai Laba, jika Pendapatan
lebih kecil dibandingkan dengan Biaya, maka
selisihnya akan diakui sebagai Rugi

4. Hubungan Neraca dengan Laba (Rugi)
Laporan laba (rugi) merupakan transaksi yang
dilakukan untuk satu periode tertentu dan hasil
dari laba (rugi) akan mempengaruhi modal yang
dimiliki.
Hal ini berarti jika kita mengalami laba maka
modal yang kita miliki akan bertambah sebesar
laba yang diperoleh, sedangkan jika mengalami
kerugian maka secara otomatis modal yang kita
miliki akan berkurang sebesar kerugian. Dengan
demikian persamaan akuntansi untuk modal
adalah sebagai berikut
MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)
Kesimpulan:
Persamaan akuntansi Laba (Rugi) adalah
sebagai berikut:
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA
Persamaan akuntansi untuk Modal adalah
sebagai berikut:
MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)
Persamaan akuntansi untuk Neraca adalah
sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + MODAL
Belajar Akuntansi Debet dan Kredit (Memahami
Konsep Dengan Ilustrasi)
Seringkali kita belajar akuntansi dimulai dari
Debet dan Kredit tanpa tahu transaksi apa yang
akan di debet dan di kredit, Untuk memahami
konsep debet dan kredit sebaiknya dimulai dari
ilustrasi transaksi sehari-hari pada diri sendiri.
Untuk memahami konsep debet dan kredit, yang
harus kita lakukan adalah :

1. Pertama-tama kita harus mengetahui bahwa
transaksi dari akuntansi hanya melibatkan 5
(lima) unsur transaksi, yaitu Aset (harta),
Kewajiban (utang), Ekuitas/Modal (capital),
Pendapatan dan Biaya/Beban.
Dalam memahami pengertian atau definisi atas
kelima unsur transaksi tersebut, cobalah dengan
menggunakan pengertian sendiri jika definisi
atau pendapat yang dikemukakan dari para ahli
dalam teori akuntansi cukup membingungkan.
Untuk definisi kelima unsur tersebut, saya coba
mendefiniskan secara sederhana definisi dari
kelima unsur akuntansi sebagai berikut:
Aset adalah semua kekayaan yang kita miliki,
baik yang ada pada diri sendiri maupun tagihan
pada pihak lain, aset yang kita miliki dapat
berasal dari usaha sendiri ataupun pinjaman dari
pihak lain tidak termasuk aset dari sewa
Kewajiban adalah suatu komitmen kita untuk
membayar kepada pihak lain sebagai akibat
pinjaman yang kita terima
Modal adalah penyertaan atau pemberian dari
diri sendiri atau pihak lain untuk memulai usaha
atau dalam rangka menambah usaha.
Pendapatan adalah penerimaan atas penyerahan
jasa atau barang
Biaya/Beban adalah pengeluaran aset atau aset
yang akan dikeluarkan sehubungan dengan jasa
yang kita terima atau pengeluaran atas kegiatan
usaha yang kita lakukan

2. Tanamkan dalam diri kita bahwa dalam
akuntansi, setiap transaksi debet harus diikuti
oleh transaksi kredit sebagai lawannya
3. Dengan transaksi yang sederhana buatlah
konsep debet dan kredit yang terkait dengan 5
(lima) unsur akuntansi, dengan cara sebagai
berikut:
a. Contoh 1: Misalnya terdapat penerimaan uang
gaji bulan Januari 2010 sebesar Rp 5.000.000,-
Atas transaksi tersebut, cobalah kita pikirkan
apa yang kita terima? dan kenapa kita terima?
Yang kita terima adalah uang (kas) sebesar Rp
5.000.000,-
Kemudiantentukanlah uang termasuk bagian
dari apa diantara kelima unsur akuntansi diatas
Dengan menggunakan definisi dari kelima unsur
akuntansi diatas, kita dapat simpulkan bahwa
uang adalah bagian dari Aset atau Harta.
Setelah itu kita harus mengetahui kenapa kita
menerima uang?
Jawabannya adalah: Kita menerima uang,
karena kita telah memberikan jasa sehingga kita
memperoleh penghasilan, Dengan menggunakan
definisi dari kelima unsur akuntansi diatas, kita
dapat simpulkan bahwa penghasilan dalam
transaksi tersebut masuk kedalam unsur
pendapatan.
Dalam contoh transaksi diatas, kita bisa
nyatakan bahwa “Aset” mengalami penambahan
berupa uang, disisi lain “Pendapatan” juga
bertambah karena ada jasa yang kita berikan.
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya
Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan
Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui
ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan
Pendapatan, dari kedua unsur tersebut cobalah
kita tentukan mana yang debet dan mana yang
kredit?
Dalam catatan ini saya akan menentukan untuk
debet adalah ASET, dengan demikian yang
dicatat sebagai kredit adalah PENDAPATAN
Atas transaksi tersebut kita dapat simpulkan
sebagai berikut:
o Aset bertambah dan pendapatan bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat
disebelah DEBET
o Apabila Pendapatan bertambah maka akan
dicatat disebelah KREDIT
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang
apabila ingin mempelajari konsep debet dan
kredit dalam akuntansi, cobalah tanamkan
dalam diri kita bahwa apabila Aset Bertambah
maka akan dicatat disebelah debet dan apabila
berkurang akan dicatat disebelah kredit. Untuk
pendapatan; apabila Pendapatan Bertambah
akan dicatat disebelah kredit dan apabila
berkurang akan dicatat disebelah Debet.
b. Contoh 2: Misalnya kita ingin membeli
kendaraan senilai Rp 100.000.000,-, secara
kredit.
Dari transaksi tersebut dapat kita bayangkan
apa yang kita terima? dan dengan cara apa kita
terima?
Yang kita terima adalah kendaraan, dan
berdasarkan kelima unsur akuntansi diatas
dapat kita simpulkan bahwa kendaraan
merupakan bagian dari Aset
Untuk memiliki kendaraan tersebut kita membeli
secara kredit, ini artinya bahwa kita mempunyai
utang yang harus dibayar. Utang dalam kelima
unsur akuntansi diatas masuk dalam kelompok
Kewajiban
Dalam contoh transaksi ini, kita bisa nyatakan
bahwa “Aset” mengalami penambahan berupa
kendaraan, disisi lain “Kewajiban” juga
bertambah karena ada utang yang harus dibayar
sebagai akibat kredit kendaraan.
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya
Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan
Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui
ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan
Kewajiban, dari kedua unsur tersebut cobalah
kita tentukan mana yang debet dan mana yang
kredit?
Seperti sudah ditentukan pada contoh 1 diatas,
bahwa ASET apabila bertambah akan dicatat di
sebelah DEBET, dengan demikian kita harus
menyepakati bahwa KEWAJIBAN apabila
bertambah harus di catat disebelah KREDIT
Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai
berikut:
o Aset bertambah dan Kewajiban bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat
disebelah DEBET
o Apabila Kewajiban bertambah maka akan
dicatat disebelah KREDIT
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang kita
sudah mengetahuai apabila Kewajiban
Bertambah akan dicatat disebelah kredit dan
apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.
c. Contoh 3; misalnya, kita akan membuka usaha
dalam bidang rental komputer, modal yang kita
punya hanya berupa satu unit komputer seharga
Rp 10.000.000,-
Dari transaksi tersebut dapat kita bayangkan
apa yang kita punya untuk membuka usaha
rental komputer?
Disini dapat kita jelaskan bahwa yang kita punya
untuk menjalankan usaha rental komputer
adalah sebuah komputer dan berdasarkan
kelima unsur akuntansi diatas dapat kita
simpulkan bahwa komputer merupakan bagian
dari Aset
Seperti sudah dinyatakan diatas bahwa
komputer yang dipakai untuk usaha tersebut
adalah milik seseorang yang membuka usaha,
dengan kata lain komputer tersebut berupa
modal
Dalam contoh transaksi ini, kita bisa nyatakan
bahwa “Aset” mengalami penambahan berupa
komputer, disisi lain “Modal” juga bertambah
karena ada tambahan modal dari pemilik berupa
komputer.
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya
Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan
Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui
ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan
Modal, dari kedua unsur tersebut cobalah kita
tentukan mana yang debet dan mana yang
kredit?
Seperti sudah ditentukan pada contoh 1 dan
contoh 2 diatas, bahwa ASET apabila bertambah
akan dicatat di sebelah DEBET, dengan demikian
kita harus menyepakati bahwa MODAL apabila
bertambah harus di catat disebelah KREDIT
Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai
berikut:
o Aset bertambah dan Modal bertambah
o Apabila Aset bertambah maka akan dicatat
disebelah DEBET
o Apabila Modal bertambah maka akan dicatat
disebelah KREDIT
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang kita
sudah mengetahuai apabila Modal Bertambah
akan dicatat disebelah kredit dan apabila
berkurang akan dicatat disebelah Debet.
d. Contoh 4; misalnya, untuk berangkat kerja
kita membutuhkan ongkos untuk angkutan
umum, katakanlah sebesar Rp 5.000,- perhari
Dari transaksi ini kita dapat simpulkan bahwa
untuk berangkat kerja kita harus mengeluarkan
uang untuk ongkos angkutan umum sebesar Rp
5.000,- hal ini berarti apabila kita menggunakan
jasa angkutan umum maka ada tambahan
beban/biaya yang harus dikeluarkan
Sehubungan ada beban/biaya yang harus kita
keluarkan untuk jasa angkutan umum, maka
terdapat kas/uang yang harus dikeluarkan
sebesar Rp 5.000,-
Dari transaksi ini dapat kita nyatakan bahwa
Beban/Biaya akan bertambah sebesar Rp 5.000,-
sebagai akibat penggunaan jasa angkutan
umum, disisi lain kas/uang akan berkurang
sebesar Rp 5.000,- yang digunakan untuk
pembayaran jasa angkutan umum
Beban/Biaya jasa angkutan umum masuk
kedalam kelompok Beban/Biaya, sedangkan kas/
uang masuk kedalam kelompok Aset
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya
Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan
Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui
ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan
Beban/Biaya, dari kedua unsur tersebut cobalah
kita tentukan mana yang debet dan mana yang
kredit?
Seperti sudah diketahui pada contoh 1, contoh 2
dan contoh 3 diatas, bahwa apabila ASET
berkurang akan dicatat di sebelah KREDIT,
dengan demikian kita harus menyepakati bahwa
BEBAN/BIAYA apabila bertambah harus di catat
disebelah DEBET
Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai
berikut:
o Aset berkurang dan Beban/Biaya bertambah
o Apabila Aset berkurang maka akan dicatat
disebelah KREDIT
o Apabila Beban/Biaya bertambah maka akan
dicatat disebelah DEBET
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang kita
sudah mengetahuai apabila Beban/Biaya
Bertambah akan dicatat disebelah DEBET dan
apabila berkurang akan dicatat disebelah
KREDIT.
Dari ke empat contoh transaksi akuntansi diatas
dapat diambil kesimpulan secara umum sebagai
berikut:
- ASET apabila bertambah akan dicatat
disebelah Debet dan apabila berkurang akan
dicatat disebelah kredit
- PENDAPATAN apabila bertambah akan dicatat
disebelah Kredit dan apabila berkurang akan
dicatat disebelah Debet
- KEWAJIBAN apabila bertambah akan dicatat
disebelah Kredit dan apabila berkurang akan
dicatat disebelah Debet
- MODAL apabila bertambah akan dicatat
disebelah Kredit dan apabila berkurang akan
dicatat disebelah Debet
- BEBAN/BIAYA apabila bertambah akan dicatat
disebelah Debet dasn apabila berkurang akan
dicatat disebelah Kredit
by darmiansa on Agu.19, 2012, under Ilmu
Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat,
mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan
menyajikan data, transaksi serta kejadian yang
berhubungan dengan keuangan sehingga dapat
digunakan oleh orang yang menggunakannya
dengan mudah dimengerti untuk pengambilan
suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting
yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa
indonesia adalah menghitung atau
mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan
di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh
dunia untuk mengambil keputusan sehingga
disebut sebagai bahasa bisnis.
B. Fungsi Akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai
informasi keuangan suatu organisasi. Dari
laporan akuntansi kita bisa melihat posisi
keuangan sutu organisasi beserta perubahan
yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat
secara kualitatif dengan satuan ukuran uang.
Informasi mengenai keuangan sangat
dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer /
manajemen untuk membantu membuat
keputusan suatu organisasi.
C. Laporan Dasar Akuntansi
Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat
output laporan rugi laba, laporan perubahan
modal, dan laporan neraca pada suatu
perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu
laporan akuntansi harus mencantumkan nama
perusahaan, nama laporan, dan tanggal
penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut
untuk memudahkan orang lain memahaminya.
Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga
yang bersifat suatu waktu tertentu saja.
Pihak Yang Menggunakan dan Membutuhkan
Informasi / Laporan Akuntansi – Belajar Ilmu
Akutansi / Accounting
1. Pihak Internal
Pihak internal adalah pihak yang berada dalam
struktur organisasi. Manajemen adalah pihak
yang paling membutuhkan laporan akuntansi
yang tepat dan akurat untuk mengambil
keputusan yang baik dan benar. Contohnya
seperti manajer yang melihat posisi keuangan
perusahaan untuk memutuskan apakah akan
membeli gedung untuk kanntor cabang baru
atau tidak.
2. Pihak Eksteral / External
a. Investor
Investor membutuhkan informasi keuangan
perusahaan untuk menentukan apakah akan
menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam
prediksi investor akan memberikan keuntungan
yang baik, maka investor akan menyetorkan
modal ke perusahaan, dan begitu juga
sebaliknya.
b. Pemegang saham / pemilik perusahaan
Para pemilik perusahaan yang mempunyai
bagian saham perusahaan membutuhkan
informasi keuangan perusahaan untuk dapat
mengetahui sejauh mana kemajuan atau
kemunduran yang dialami perusahaan.
Pemegang saham akan mendapatkan
keuntungan dari dividen yang akan semakin
besar jika perusahaan untung besar.
c. Pemerintah
Besarnya pajak yang harus dibayarkan
perusahaan atau organisasi kepada pemerintah
sebagaian besar berdasarkan atas informasi
pada laporan keuangan perusahaan.
d. Kreditur
Jika perusahaan sedang terdesak dan
membutuhkan dana segar perusahaan mungkin
akan meminjam uang pada kreditor seperti
meminjam uang di bank, berhutang barang pada
supplyer / pemasok. Kreditur akan memberikan
dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan
yang baik dan tidak akan memiliki potensi yang
besar untuk merugi.
e. Pihak Lainnya
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar
perusahaan perusahaan yang mungkin saja akan
menggunakan laporan / informasi akuntansi
suatu organisasi seperti para karyawan, serikat
pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar /
mahasiswa, wartawan, dan banyak lagi lainnya.

Rabu, 26 Agustus 2015

Pacaran? Wanita lah yg di rugikan...

PACARAN? WANITA LAH YANG PALING
DIRUGIKAN

Belum juga jadi suami, tapi minta diperlakukan
kayak suami | tanggung jawab nggak mau,
tanggal nikah nggak punya
belum juga jadi istri, mau-maunya dipelakukan
kayak istri | dilihat, diraba, diterawang, rugi deh..
temen bukan, suami-istri masih jauh, hubungan
berdasar janji nggak pasti | besok pas udah
diputusin, dikasi gelar “bekas gue”, waduh
dosa udah pasti dapet, susah juga iya, sakit ati
sering, mau-maunya makan harapan palsu | masa
lalu kelam, masa depan suram, kini seram..
cowok sih enak, dia kan subjek pelaku, lha ini
cewek, objek penderita euy | mau-maunya, di-
PHP
cowok mah nggak ilang apa-apa, makanya
gampang move-on | lha cewek? udah ngasi
segala, sayangnya ngasinya ke pelaku maksiat,
begitu deh..
udah maksiat, maksa lagi, udah dosa, susah
pulak, cocok lah | susah demi pahala malah enak,
ujungnya nikmat, nikah tuh..
abis putus ama ini, jadian ama itu, abis ama itu
sama yang sana | kamu jadi nggak ada beda
kayak piala bergilir
semakin banyak pengalaman pacaran, semakin
sulit pernikahan kelak | karena kamu banyak
latihan maksiat, tapi nggak melatih taat
‘fun’ memang bisa didapat dengan maksiat | tapi
‘tanggungjawab’, ‘romantisme’, ‘imam keluarga’
itu hanya dari menaati Allah, mengkaji ilmu
liat lelaki dan wanita yang sedari muda nggak
sibuk maksiat pacaran | mengkaji Al-Qur’an dan
As-Sunnah jadi bekal, itu baru..
baca-baca deh kisah Maryam, bunda Nabi Isa
yang digelari wanita terbaik di dunia | karena
bisa menjaga kehormatan dan kemuliaannya di
dunia
baca-baca juga kisah Khadijah, istri Nabi
Muhammad yang digelari wanita terbaik di surga
| tersebab ia istri berbakti pada suaminya
ketenangan dan kebahagiaan takkan bisa didapat
dengan maksiat | tapi jalan ketaatan bisa
menemui keduanya, walau awalnya perlu
kesabaran
tapi kalo kamu tetep nekad nabrak syariat Nabi
Muhammad, lalu pacaran | ya jangan salahin
siapapun kalo kamu galau melulu, dan nggak
tenang
pasti ada kebaikan dari bersabar dalam ketaatan
| sedang maksiat hanya menghantar pada
penyesalan

Tidak ada kata "PACARAN"

"Tidak Ada Kata “Pacaran” dalam Islam."

Judul buku : Udah Putusin Aja!
Penulis : Felix A. Siauw
Penerbit : Mizania (PT Mizan Pustaka)
Cetakan : Februari 2013
Tebal buku : 180 halaman

“Pacaran ‘kan masa penjajakan. Masa menikah
dengan orang yang tidak dikenal?!”
“Kita ‘kan masih muda, masa ‘gak boleh
pacaran?”
“Pacaran ‘gak ngapa-ngapain kok, cuma buat
penyemangat belajar saja”
Kalimat-kalimat tersebut seringkali terlontar jika
anak-anak muda dilarang berpacaran, tapi
bagaimana jika anak SD yang mengatakan hal
tersebut? Saat ini, banyak sekali fenomena anak
SD yang sudah berpacaran, bukan lagi sekedar
“cinta monyet”. Cinta memang seringkali tidak
mengenal umur, tidak muda tidak tua semua
pasti ingin merasakan perasaan itu. Bagi
beberapa kalangan sepertinya pacaran dianggap
sebagai tren, seperti anak baru gede alias ABG.
Bagi mereka jika belum pernah merasakan
pacaran pasti akan dianggap cupu oleh teman-
teman lainnya.
Banyak alasan yang terlontar ketika ditanyai
tentang pacaran. Sebagian bagi yang sudah
berumur tentu beralasan jika pacaran merupakan
masa penjajakan yang mesti dilakukan sebelum
menikah. Sayangnya alasan tersebut tidak ada
dalam ajaran agama islam sekalipun. Jika ingin
berhubungan maka mantapkanlah dalam sebuah
hubungan pernikahan. Tidak ada alasan apapun
untuk berpacaran dalam islam. Hal ini secara
tegas ditulis dalam buku yang berjudul “Udah
Putusin Aja!” oleh Felix A. Siauw, seorang ustadz
yang aktif berdakwah dan cukup terkenal di
kalangan anak muda. Lalu bagaimana Ustadz
Felix berpendapat dan menjelaskan pacaran
dalam buku ini?
Buku ini dibuat dengan target pasaran anak
muda untuk menjelaskan seperti apa hukumnya
pacaran dalam ajaran islam. Selain anak muda,
orangtua juga dibolehkan bahkan mungkin
diwajibkan membaca untuk memahami dunia
anaknya yang beranjak dewasa. Hal ini tentu
berguna bagi orangtua untuk melindungi anak-
anak mereka dari perbuatan yang tidak
diinginkan. Walaupun pada dasarnya kembali ke
orang itu sendiri bagaimana mereka menghadapi
kehidupannya.
Setiap orang dilahirkan dengan memiliki hati
untuk memiliki perasaan, seperti perasaan sayang
dan cinta. Perasaan tersebut bisa diberikan dari
seseorang kepada orangtua, teman atau bahkan
lawan jenis. Di sini dijelaskan bahkan memiliki
perasaaan cinta merupakan hal yang fitrah bagi
setiap manusia tetapi Allah tidak ingin manusia
mengekspresikannya secara bebas. Alasan
umum orang menjalin hubungan pacaran karena
saling jatuh cinta, tetapi hati-hati, pacaran
merupakan satu jalan menuju perzinahan.
Pacaran Awal Menuju Perzinahan
Di dalam buku bahkan ditulis pengalaman
seseorang yang menceritakan apa yang ia
lakukan ketika berpacaran. Ia mengakui sudah
berhubungan intim dengan pacarnya beberapa
kali yang berjanji bahwa hubungannya akan
serius hingga jenjang pernikahan. Ketika ditanya
kapan pacarnya akan menikahinya yang dijawab
“nanti” tanpa ada kepastian yang jelas. Seringkali
kata “cinta” dan “sayang” dijadikan umpan untuk
meminta berhubungan intim. Hal seperti itu
bukan lagi rahasia, karena bahkan banyak yang
perempuannya sudah hamil baru dinikahi.
Jelas disebutkan bahwa tidak ada yang namanya
pacaran dalam islam, jika memang seorang pria
cinta dan sayang dengan seorang perempuan
maka datangilah orangtua atau walinya, mintalah
untuk bisa menikahinya. Sebagai perempuan juga
sebaiknya tidak berdandan secara berlebihan
yang dapat menimbulkan hasrat pria. Bukan
hanya berdandan, bahkan beberapa orang
berpendapat bahwa tidak baik jika perempuan
berjalan melewati gerombolan laki-laki. Aturan ini
diterapkan oleh ajaran islam untuk melindungi
perempuan dari nafsu setan-setan jahat.
Siapa yang tidak mengetahui hari kasih sayang
atau yang sering disebut sebagai hari Valentine?
Semua orang tahu bahkan berharap di hari itu
mereka mendapatkan kasih sayang yang spesial
dari seseorang. Buku ini juga tidak lupa
membahas momen itu, bahkan sedikit dikupas
asal usul munculnya budaya Valentine’s Day yang
berawal dari kaum kristian. Banyak ulama
muslim yang menyerukan umat islam untuk tidak
turut serta dalam perayaan ini, walaupun ya bisa
ditebak, masih banyak yang merayakan momen
ini. Tanpa sadar, mereka yang merayakan
Valentine menjadi korban konsumerisme, mereka
rela mengeluarkan banyak uang demi orang yang
mereka “sayang”.
Lain pacaran lain nikah, buku ini cukup
menggambarkan bahwa tidak selamanya pacaran
yang berujung pernikahan hidupnya akan indah
dan berbahagia. Istilahnya, lain pacaran lain
nikah, banyak celetukan yang akhirnya muncul
pada pasangan menikah padahal sebelumnya
saat pacaran tidak pernah. Penggambaran yang
cukup mengena jika dirasa, banyak orang yang
merasa jika selamanya keindahan masa pacaran
akan terus terbawa hingga pernikahan. Masing-
masing orang berbeda.
Tidak ada alasan untuk memulai hubungan
sebelum pernikahan, pacaran atau bertunangan.
Semua ini ditegaskan oleh penulis dengan
mencantumkan berbagai ayat-ayat Al-Qur’an
yang menjelaskan bahwa pacaran diharamkan
oleh agama. Jika belum siap menikah maka
mantapkanlah, tetapi jangan terlalu banyak
mengumbar janji. Intinya bagi mereka yang
sedang berpacaran dan telah membaca buku ini
mungkin ada baiknya memikirkan dua kali
manfaat kalian berpacaran. Judul buku juga
cukup tegas menjelaskan bahwa tidak ada nilai
plus dalam berpacaran.
Buku ini cukup interaktif bagi anak-anak muda,
dengan bahasa yang cukup “gaul” sehingga
menyentuh semua kalangan tanpa banyak
berpikir keras. Penggunaan bahasa sehari-hari
terbukti dapat menyampaikan informasi dengan
lebih efektif terutama jika melihat targer
pembacanya. Penambahan gambar animasi yang
lucu serta grafik akan menjadi nilai tambah
sendiri, akan menjadikan buku semakin eye
catching dan membuat orang penasaran untuk
membacanya. Tujuan penulisnya sebagai
pendakwah membuat buku ini cukup banyak
kutipan-kutipan Al-Qur’an.
Buku yang berwarna merah muda ini tentu cukup
mencolok berada di tumpukan buku, mungkin
salah satu tujuannya adalah untuk menarik
banyak perhatian orang-orang untuk
membacanya. Buku ini juga tidak tebal tetapi
tidak terlalu tipis juga, penambahan gambarnya
juga cukup menarik mata. Selain itu judulnya
“Udah Putusin Aja!” pada pandangan pertama
akan membuat orang bingung dengan
maksudnya, apa isi bukunya. Jika sudah
membaca pasti terpikir bahwa judulnya cukup
frontal bagi mereka yang sedang menjalin
hubungan.
Secara garis besar buku ini memiliki pesan yang
sangat positif bagi pembacanya. Buku ini banyak
berisi nasihat-nasihat yang menjelaskan tidak
perlunya hubungan-hubungan sebelum pernikahan
yang disertai ayat-ayat Al-Qur’an, yang
membuatnya enak dibaca adalah kesannya yang
tidak menggurui. Dengan bahasa yang santai dan
ilustrasi yang lucu membuat buku ini lebih
mengena untuk menjelaskan segala hal pada
anak muda. Bahasanya yang langsung to the
point dengan menambahkan kisah nyata bisa
membuat pembacanya berpikir dua kali untuk
menjalin hubungan.
Dengan warna yang didominasi warna merah
muda dan biru, buku ini sebagai perantara
dakwah penulisnya. Mungkin bagi sebagian orang
akan mengelak dari buku ini karena berpikiran
bahwa mereka berpacaran dengan tujuan yang
baik dan tidak pernah melakukan apa-apa. Buku
ini hanya sebagai perantara penulis untuk
mengingatkan bahwa yang namanya pacaran
tidak ada untungnya. Penulis bisa memberikan
alasan detail dari alasan-alasan yang diajukan
untuk berpacaran.
Sebagai contoh, penulis memasukkan satu surat
yang berasal dari seseorang yang menyesali
sudah berpacaran bahkan hingga berhubungan
intim. Bukan tidak boleh, hanya saja bahasanya
masih terlalu terbuka. Memang berpacaran
dengan gaya semacam itu sudah banyak terjadi,
tetapi lebih baik jika bisa mengubah kata-katanya
menjadi lebih sopan. Tetapi selain hal itu, buku
ini sudah cukup banyak menjawab pertanyaan
umum mengapa islam melarang umatnya untuk
menjalin hubungan sebelum pernikahan.
Dengan berbagai contoh dan pertanyaan nyata
yang biasa terjadi sehari-hari, buku ini dapat
menggambarkan tidak ada gunanya berpacaran.
Bahkan penulis juga mencantumkan ayan Al-
Qur’an untuk memperkuat pernyataannya
tersebut. Dari manfaatnya, buku ini banyak
memberi masukan bagi pembacanya, baik
orangtua maupun kaum muda mudi. Memang
secara langsung buku yang ditulis Ustadz Felix A.
Siauw tidak dapat melarang, ia hanya
memberikan gambaran apa yang terjadi ketika
berpacaran. Tetapi buku ini layak dibaca untuk
menjadi bahan renungan dan masukan bagi
masing-masing. Semuanya dikembalikan kepada
orangnya masing-masing. Bagaimana orang
tersebut menjalani kehidupannya dan berprinsip.
Mungkin saja ada yang langsung memutuskan
pacar masing-masing, lalu jadi adik-kakak deh.
“Yah sama saja!” mungkin itu yang akan
dikatakan Ustadz Felix.