Selasa, 13 Oktober 2015

Semoga bermanfaat

Sebuah keluarga miskin yang hidup menderita ditengah
masyarakat. Yang di tinggal oleh seorang suami karena
telah meninggal dunia. Meninggalkan dua orang anak laki-
laki.
Pada pagi hari, ibu bangun dari tidur. Memasak untuk
sarapan pada waktu itu. Saat akan sarapan ada satu
anak dari keluarga itu yang tidak mau makan makanan
yang telah disiapkan. Dan anak pun berkata, “Makanan
apaan ini, tiap hari selalu lauknya ini-ini terus”. Dan
pergi meninggalkan rumah. Perasaan ibu sangat sakit
saat anak tersebut berani berbicara di depanya.
Anak yang meninggalkan rumah itu, diluar Cuma
bersenang-senang dengan temanya. Sedangkan anak yang
satunya berbakti kepada ibunya.
Di dalam rumah ibu berkata, “Nak, kamu jangan
mencontoh perilaku kakakmu. Seperti itu telah membuat
hati ibu sakit”. Anak menjawab, “Ya ibu, aku akan
berbakti kepada ibu”. Anak yang berbakti itu membatu
ibunya untuk bekerja demi makan.
Hari pun telah berganti malam, dan anak yang pergi
meninggalkan rumah tak pulang-pulang. Ibu menanyakan
kepada tetangga, “Tadi lihat anak saya yang nomor satu
tidak?. Tetangganya berkata, “Tidak bu, coba tanya
kepada yang lainya”. Dan sang ibu pun terus bertanya
ketetangga yang lain, namun jawabanya tetap sama.
Dalam batinya, “Ya tuhan, mudah-mdahan tidak terjadi
apa-apa terhadap anaku”. Walau hari telah malam, ia
tetap mencarinya.
Pada suatu ketika, ia melihat banya orang yang
berkumpul di pinggir jalan. Lantas ia pun mendekati ke
kerumunan tersebut dan menanyakan kepada salah satu
orang, “Ini ada apa?”. “Ada kecelakaan ibu” jawab orang
itu. Dan ibu terus mendekat, membuka kain yang
menyelimuti tubuh seseorang. Saat di buka, dengan
terkejutnya ibu tersebut tidak menyangka bahwa yang
dilihat adalah anaknya sendiri. Ia pun menangis, karena
telah di tinggalkan salah satu keluarganya lagi setelah di
tinggalkan suaminya.
Pada waktu itu, anak itu terus di bawa pulang dan
segera di makamkan.

By. Rudhie Panggabean

Asal asal

Dear...
"Benar juga... Ternyata ungkapan penyesalan selalu datang di akhir...
Menyesal itulah yg selalu orang rasakan setelah melakukan hal yg salah... Mungkin ada yg sebagian punya prinsip "saya tidak pernah menyesal dengan setiap keputusan yg saya buat"
Saya hanya bisa menghela nafas dengan lembut... Hehe
Memang, menyesal itu hanya membuat pribadi kita itu sulot untuk melangkah... Untuk bangkit... Bahkan sulit untuk memaafkan diri sendiri.
Jika kalian pernah mengalaminya, kurangilah prasaan menyesal... Menyesalah jika kalian berbuat salah, jika kalian berdosa... Jika kaloan durhaka...

Sekian dan terima kasih...
By. Rudhie Panggabean

Dear diary...

Dear Memo...
"Selalu dan setiap saat... Argumen itu terdengar di telinga saya... Dimana pun dan kapan pun... Saya sempat berfikir apakah hanya itu argumen yg selalu di peradukan??? Dan haruskah?? Saya memaklumi untuk hal yg satu ini...
Dear, pernahkah kalian berkata dalam hati jika hidup orang lain lebih " enak" di bandingkan dengan kehidupan sendiri?? Pasti pernah...
Saya heran... Kenapa manusia selalu melihat hasilnya... Tanpa melihat prosesnya... Seseorang akan hidup enak itu karena bermula dari proses... Proses yg berawal dari "nol"...
Ibaratk kata kita menanam pohon buah, kita tidak mungkin kan menanam pohon langsung keluar buahnya?? Itu tidak mungkin terjadi gaes...
Sebelum keluar buah, pohon tersebut juga akan berkembang... Hingga saatnya tiba untuk berbuah... Dari proses tumbuh menguatkan akar, tumbuh daun baru, ranting yg kokoh, kemudian baru pucuk calon bunga kelihatan,, setelah bunga mekar, lalu gugur berganti menjadi tumbuh buah lada ranting-rantingnya...
Itu ibarat proses hidup yg kita jalani...
Kalian bisa memahami... Dan satu lagi, jika ingin sukses, jangan pernah kalian durhaka kepada orang tua... Saya berani jamin!!!
Ridho illahi itu dari ridho kedua orang tua juga...

Sekian dari saya... Apabila ada kata² saya yang kurang berkenan, harap maklu....

By. Rudhie Panggabean 👨